Kamis, 16 Februari 2017

Perbedaan K13 dan KTSP

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Dari segi bahasa, kurikulum berasal dari bahasa Latin, “curriculum” yang semula berarti “a running course or race course”, yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta dalam perlombaan, dari awal hingga akhir. Selain itu kata kurikulum juga terdapat dalam bahasa Prancis, courier yang artinya to run yang berarti berlari. Dari akar kata tersebut terlihat bahwa kurikulum adalah suatu istilah yang berhubungan dengan kegiatan olahraga atau atletik, yaitu jarak yang harus ditempuh dalam suatu perlombaan berlari. Pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran pada peguruan tinggi. Di dalam kamus tersebut, kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu:
a.       Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari murid di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu
b.       Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departemen.
            Menurut pandangan lama, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. Sedangkan menurut pandangan baru ialah kurikulum yaitu segala usaha dan kegiatan sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, baik didalam kelas, halaman sekolah maupun di luar sekolah.
            Perbaikan kurikulum adalah upaya penyesuaian yang dilakukan untuk meningkatkan koheresi, kesesuaian, kedayagunaan, keterlaksanaan dan        keberhasilan program kurikuler berdasarkan informasi yang diperoleh melalui  penilaian dan pengukuran.
Perbaikan kurikulum dilakukan setelah terlebih dahulu dilakukan proses penilaian dan pengukuran. Penilaian berkaitan dengan aktifitas memberikan makna kualitatif terhadap implementasi kurikulum yang ada, sedangkan pengukuran pemberian data statistic untuk dijadikan dasar penilaian. Hasil dari penilaian dan pengukuran akan berbentuk rekomendasi sfesifik berupa perbaikan -  perbaikan yang perlu dilakukan.
Perubahan KTSP ke K13 merupakan upaya untuk terus memperbaiki system pendidikan di Indonesia, meskipun perubahan KTSP ke K13 menimbulkan sejumlah pro-kontra di masyarakat. Banyak kalangan yang menganggap penerapan K13 kurang efektif dan efesien karena masih kurangnya fasilitas pendukung penerapan kurikulum ini, namun banyak pula pihak yang menganggap bahwa K13 lebih baik diterapkan sebagai kurikulum Indonesia daripada KTSP. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek
kognitif (intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda
dengan KTSP 2006 yang pada tahap implementasinya cenderung lebih
fokus pada aspek kognitif
.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimanakah perbedaan K13 dan KTSP?
1.2.2.Bagaimanakah perbedaan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunanakan K13 dan KTSP ditinjau dari penyusunan RPP?
1.2.3. Bagaimana pandangan guru biologi mengenai pelaksanaan K13 dan KTSP?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui perbedaan K13 dan KTSP
1.3.2. Mengetahui perbedaan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunanakan K13 dan KTSP ditinjau dari penyusunan RPP
1.3.3. Mengetahui pandangan guru biologi mengenai pelaksanaan K13 dan KTSP





BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Perbedaan K13 dan KTSP
2.1.1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
            KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Menurut BSNP (2007) KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah.
Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip :
1.     berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya,
2.     beragam dan terpadu,
3.     tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, relevan dengan kebutuhan kehidupan menyeluruh dan berkesinambungan,
4.     belajar sepanjang hayat
5.     seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Untuk pendidikan dasar, tujuannya adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
1.      Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
2.      Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3.      Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4.      Kelompok mata pelajaran estetika
5.     Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

2.1.2. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum terbaru yang diluncurkan oleh Departemen Pendidikan Nasional mulai tahun 2013 ini sebagai bentuk pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Hal ini senada dengan apa yag ditegaskan dalam pasal 1 ayat 29 Undang-Undang no. 20 tahun 2003 bahwa kurikulum merupakan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Undang – Undang No.20 Tahun 2013 menjadi acuan dalam menentukan Tema Pengembangan Kurikulum 2013 yaitu membentuk 3 aspek :
  1. Sikap dengan menimbulkan rasa ingin Tahu Mengapa
  2. Pengetahuan yang akan menimbulkan rasa ingin Tahu Apa
  3. Keterampilan yang akan menimbulkan rasa ingin Tahu Bagaimana
Ketiga hal diatas dibentuk dengan memusatkan pengembangan elemen-elemen kurikulum berikut ini :
  • Standar Kompetensi Lulusan
  • Standar Isi
  • Struktur Pembelajaran
  • Proses Pembelajaran
  • Proses Penilaian
  • Silabus
  • Rancangan Perencanaan Pembelajaran
  • Buku-Buku Kurikulum
Aspek perubahan yang ada dalam kurikulum 2013 perubahan mendasar Kurikulum 2013 dengan Kurikulum sebelumnya ialah :
  1. Konsep Kurikulum
  2. Buku
  3. Proses Pembelajaran
  4. Proses Penilaian
Perubahan mendasar lainnya adalah dikuranginya beberapa mata pelajaran di tingkat satuan pendidikan SD dan SMP, serta dihilangkannya sistem penjurusan pada jejang atau tingkat satuan pendidikan SMA, jadi nanti tidak akan adalah lagi kasta terbaik dan kasta nomor 2 (pembuangan) seperti yang terjadi pada saat ini, yang katanya jurusan IPA itu favorit, anaknya pintar-pintar, sedangkan jurusan IPS dan bahasa itu nomor dua, jurusan “pembuangan” anaknya pada bandel-bandel. Kurikul 2013 sendiri akan mulai diterapkan secara bertahap mulai tahun pelajaran 2013 – 2014.
Konsep yang digunakan dalam kurikulum 2013 ini adalah keseimbangan antara Hardskill dan Softskill, dimulai dari Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
Sehingga jika dijabarkan konsep yang digunakan dalam kurikulum 2013 adalah :
  1. Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum
  2. Pendekatan dalam Penyusunan Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum
  3. Penyempurnaan Kerangka Kerja Penyusunan Kurikulum



Secara ringkas perbedaan antara  K13 dan KTSP  dapat dilihat pada table 1.1.

table 1.1. perbedaan antara  K13 dan KTSP 
No
Kurikulum 2013
KTSP
1
SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2
Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI
di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4
Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP
Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5
Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
6
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran
TIK sebagai mata pelajaran
7
Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8
Pramuka menjadi ekstrakuler wajib
Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9
Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA
Penjurusan mulai kelas XI
10
BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa
BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

2.2. Perbedaan perbedaan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunanakan K13 dan KTSP ditinjau dari penyusunan RPP
Dari perbandingan RPP tampak bahwa dalam materi yang sama (Kingdom Fungi) terdapat perbedaan kegiatan pembelajaran dikarenakan penggunaan kurikulum yang berbeda yaitu KTSP dan K13. Perbedaan dapat dilihat pada  table berikut: 
No.
Aspek
KTSP
K13
1.
Jumlah pertemuan
4x45 menit (2  pertemuan)
21x45 menit (7 pertemuan)
2.
Metode Pembelajaran
Diskusi, Pengamatan, Penugasan
Pendekatan scientific, Strategi Cooperative learning, Metode dan  Discovery, diskusi dan pratikum
3.
Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti:guru dan siswa berdiskusi tentang materi
3. Penutup
1. Pendahuluan
2. Inti: Mengamati, Menanya, Pengumpulan Data, Mengasosiasi, Mengkomunikasikan
3. Penutup

4.
Sumber, alat, dan media Belajar
Buku kerja Biologi,  Buku Biologi, Berbagai jamur yang bisa dijumpai di sekitar siswa
Buku Biologi, gambar atau poster berbagai jenis jamur, Powerpoint, alat dan bahan untuk praktikum seperti Panci, pengaduk, dandang, tampah, kompor, daun pisang, kantung plastik, beras ketan, dan ragi tape, Beberapa jamur berbentuk payung, misalnya jamur merang, cutter, silet, atau pisau tajam, lup, dan mikroskop
5.
Kegiatan Praktium
Tidak ada praktikum, pembuatan tape menjadi tugas rumah
Terdapat 2 kali praktikum
6.
Sistem penilaian
Teknik penilaian berupa tes (tes tertulis dan penugasan perseorangan atau
kelompok.


            Dari perbandingan diatas tampak bahwa K13 menuntut guru untuk lebih variatif menggunakan metode dan strategi pembelajaran serta menuntut guru untuk  memusatkan pembelajaran ke peserta didik. Pada KTSP, materi Kingdom Fungi disampaikan melalui kegiatan diskusi anyata siswa dan guru selama 2 kali pertemuan, sedangkan pada K13 materi mengenai kingdom fungi dipelajari dalam 7 kali pertemuan dengan pendekatan saintifik, metode diskusi, discovery, dan praktikum serta strategi pembelajaran cooperative learning. Maka tampak bahwa K13 lebih mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan sikap ilmiah siswa daripada KTSP.
2.3. Pandangan Guru Biologi Mengenai Pelaksanaan K13 dan KTSP
a.     Narasumber                            :Sukroni Jam Jamilah
b.     Tempat Mengajar                   :SMA 21 Medan (K13)
c.      Teknik pengumpulan data      :Wawancara
d.     Tempat wawancara                 :Pasar III Tembung
e.     Waktu wawancara                  :5 Desember 2016
Ibu Sukroni menilai bahwa penggunaan K13 lebih baik daripada KTSP. Menurut Ibu Sukroni dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunak +Bodyan K13 siswa lebih aktif dan kreatif. Beban kerja guru pada kurikulum KTSP dan K13 sam saja, hanya peran guru lebih diutamakan sebagai fasilitator, namun standart penlaian pada K13 cukup rumit bagi guru disbanding dengan standar penilaian KTSP. Kelemahan KTSP ialah guru cenderung menggunakan metode Teacher Center, metode ini cenderung membuat siswa menjadi pasif.


BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Aspek perubahan yang ada dalam kurikulum 2013 perubahan mendasar Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terletak pada aspek: Konsep Kurikulum, buku, proses pembelajaran, dan proses penilaian.
            Perbedaan ini dapat  dilihat dari penyususnan RPP. Misalnya pada materi pelajaran Fungi pada KTSP, materi disampaikan melalui kegiatan diskusi antara siswa dan guru selama 2 kali pertemuan, sedangkan pada K13 materi mengenai kingdom fungi dipelajari dalam 7 kali pertemuan dengan pendekatan saintifik, metode diskusi, discovery, dan praktikum serta strategi pembelajaran cooperative learning. Maka tampak bahwa K13 lebih mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan sikap ilmiah siswa daripada KTSP.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar